Demi Kamu

Saat itu jam 3 pagi. Masih gelap. Suasana di luar rumah pun sepi sekali. Hanya terdengar suara air jatuh dari keran kamar mandi yang sudah sedikit bocor. Kadang terdengar merdu, kadang menyeramkan di telingaku saat itu. Sempat ingin kututup telingaku agar kesan menyeramkan yang terdengar hilang tak masuk ke sudut bilik dada penakutku. Namun kupikir biarlah kesan suara apa saja masuk ke bilik dada ini. Agar terasa pergulatan emosi dan perjuangan melawan sepi sukses kuraih.

Kuraih kran kamar mandi dan kuputar sedikit agar air yang keluar tidak terlalu banyak dan menimbulkan suara berisik. Aku tidak mau mengganggu tidur mahluk-mahluk manis di kamar. Farieq besok harus bangun pagi pagi untuk sekolah. Dia tidurnya cukup tenang dan lelap. Kasian dia kalau harus terganggu tidurnya oleh suara air jatuh ke lantai kamar mandi.

Kusam sudah warna sajadah ini. Sekian lama tertumpuk di antara lepitan pakaian di dalam lemari kamper kelas 3. Usianya pun sudah cukup tua. Ada yang tertunda tertinggal di tengah hiruk pikuk kesibukan dunia. Kain sarung tak dapat kutemukan dengan cepat. Lima belas menit berlalu tak jua kudapatkan. Menyesal? ada terbersit di lubuk hati dengan sedikit iman yang masih tersisa. Dulu kini dan entah sampai kapan dunia meniduriku hingga tertindih dan tak kuasa bernafas lepas untuk menahannya lalu bangkit dari tidur panjang keimanan yang mulai redup.
Kau bagai sinar kemilau yang indah dan menerpa wajah kusamku. Kau begitu tinggi dan Agung. Mataku basah dan telingaku yang pekak perlahan lahan dimasuki suara indah namaMu. Kau bagai sebiji anugerah benih yang tumbuh di padang tandus hatiku.
Waktu berlalu dan aku lemah dalam sujudku...

0 komentar pada Demi Kamu

Post a Comment

Komentarin donk deh!

 
Copyright DB Notes © 2010 - Blue Dark CSS3 | Design by Oketrik